Inter-Relasi :
A: Toleransi
B: Tingkat Pendidikan
C: Emansipasi wanita
D: R.A Kartini
Pokok Pikiran di Paragraf:
1: Jarangnya toleransi di jaman sekarang
2: Toleransi kurang maksimal
3: Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap toleransi
4: Kesenjangan toleransi pendidikan
5: Pro dan kontra toleransi pendidikan
6: Toleransi masa sebelum emansipasi
7: Toleransi setelah R.A kartini
Toleransi dan
Pendidikan
Menurut
saya, toleransi adalah sikap saling pengertian antar kelompok atau individu.
Toleransi menjadi sangat jarang dilakukan di Indonesia akhir-akhir ini. Banyak
dari kelompok atau individu yang berlomba-lomba untuk menjadi lebih unggul dari
yang lainnya. Alhasil, akan menimbulkan perselisihan antar kelompok atau
individu.
Toleransi
seharusnya dilakukan oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, apabila salah satu
pihak mengalah, toleransi akan tetap berjalan meskipun tidak maksimal. Salah
satu pihak akan mengalah karena mungkin pihak lain tidak akan mengubah
statementnya terhadap suatu masalah yang sedang di perbincangkan.
Toleransi
yang dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak akan menjadikan ketenangan
hidup bermasyarakat . Toleransi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Sebagaimana yang sering kita lihat di Indonesia akhir-akhir ini dan di negara
lainnya, tingkat pendidikan menjadi salah satu masalah untuk pencapaian
toleransi antar individu maupun kelompok di masyarakat.
Dimana
seseorang atau kelompok orang yang berpendidikan tinggi selalu ingin di hormati
oleh orang lain. Akan tetapi pada kebanyakan kasus, orang-orang yang
berpendidikan tinggi cenderung meremehkan orang lain yang berpendidikan lebih
rendah daripada dirinya. Bahkan tak jarang dari mereka yang menempuh pendidikan
tinggi hanya karena ingin di hormati dan disegani orang lain.
Hal
tersebut juga menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dimana orang
yang berpendidikan lebih rendah di anggap kurang pantas menyampaikan aspirasi
atau pendapat mereka tentang suatu hal meskipun sebenarnya mereka benar secara
logika. Masyarakat pada umumnya cenderung menyetujui dan percaya terhadap
orang-orang yang berpendidikan tinggi karena di anggap lebih berpengalaman
daripada orang yang berpendidikan rendah. Dengan kata lain, tingkat
pendidikan mempengaruhi mindset
masyarakat.
Sehubungan dengan pendidikan, dulu di masa penjajahan seorang wanita tidak mendapatkan
hak untuk memperoleh pendidikan sebagaimana laki-laki. Banyak yang beranggapan
bahwa tugas wanita hanya untuk menjadi istri dan ibu yang baik tanpa berhak
mendapatkan pendidikan. Bahkan di jaman sekarang ini masih banyak orang yang
mengatakan “percuma wanita berpendidikan tinggi, toh akhirnya juga hanya akan
berada di dapur.” Padahal apabila wanita memperoleh pendidikan tinggi, itu akan
berdampak pada anak-anak mereka. Wanita
bisa mengajari anak-anaknya dengan pendidikan mulai sejak dini dan itu
berdampak pada kecerdasan anak di masa mendatang, misalnya pendidikan bahasa
inggris sejak dini.
Berbicara
tentang wanita dan pendidikan, ini akan menjurus kepada masa R.A Kartini.
Dimana emansipasi kaum wanita telah di perjuangkan sebagaimana mestinya.
Terbukti sekarang ini wanita dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.
Tidak ada batasan bagi wanita untuk memperoeh pendidikan yang layak. Toleransi
pendidikan antara wanita dan laki-laki dapat berjalan secara maksimal.