Minggu, 04 Juni 2017

Toleransi dan Pendidikan

Inter-Relasi         :
A: Toleransi
B: Tingkat Pendidikan
C: Emansipasi wanita
D: R.A Kartini

Pokok Pikiran di Paragraf:
1: Jarangnya toleransi di jaman sekarang
2: Toleransi kurang maksimal
3: Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap toleransi
4: Kesenjangan toleransi pendidikan
5: Pro dan kontra toleransi pendidikan
6: Toleransi masa sebelum emansipasi
7: Toleransi setelah R.A kartini

Toleransi dan Pendidikan

                Menurut saya, toleransi adalah sikap saling pengertian antar kelompok atau individu. Toleransi menjadi sangat jarang dilakukan di Indonesia akhir-akhir ini. Banyak dari kelompok atau individu yang berlomba-lomba untuk menjadi lebih unggul dari yang lainnya. Alhasil, akan menimbulkan perselisihan antar kelompok atau individu.
                Toleransi seharusnya dilakukan oleh kedua belah pihak. Akan tetapi, apabila salah satu pihak mengalah, toleransi akan tetap berjalan meskipun tidak maksimal. Salah satu pihak akan mengalah karena mungkin pihak lain tidak akan mengubah statementnya terhadap suatu masalah yang sedang di perbincangkan.
                Toleransi yang dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak akan menjadikan ketenangan hidup bermasyarakat . Toleransi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Sebagaimana yang sering kita lihat di Indonesia akhir-akhir ini dan di negara lainnya, tingkat pendidikan menjadi salah satu masalah untuk pencapaian toleransi antar individu maupun kelompok di masyarakat.
                Dimana seseorang atau kelompok orang yang berpendidikan tinggi selalu ingin di hormati oleh orang lain. Akan tetapi pada kebanyakan kasus, orang-orang yang berpendidikan tinggi cenderung meremehkan orang lain yang berpendidikan lebih rendah daripada dirinya. Bahkan tak jarang dari mereka yang menempuh pendidikan tinggi hanya karena ingin di hormati dan disegani orang lain.
                Hal tersebut juga menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dimana orang yang berpendidikan lebih rendah di anggap kurang pantas menyampaikan aspirasi atau pendapat mereka tentang suatu hal meskipun sebenarnya mereka benar secara logika. Masyarakat pada umumnya cenderung menyetujui dan percaya terhadap orang-orang yang berpendidikan tinggi karena di anggap lebih berpengalaman daripada orang yang berpendidikan rendah. Dengan kata lain, tingkat pendidikan  mempengaruhi mindset masyarakat.
                Sehubungan dengan pendidikan, dulu di masa penjajahan seorang wanita tidak mendapatkan hak untuk memperoleh pendidikan sebagaimana laki-laki. Banyak yang beranggapan bahwa tugas wanita hanya untuk menjadi istri dan ibu yang baik tanpa berhak mendapatkan pendidikan. Bahkan di jaman sekarang ini masih banyak orang yang mengatakan “percuma wanita berpendidikan tinggi, toh akhirnya juga hanya akan berada di dapur.” Padahal apabila wanita memperoleh pendidikan tinggi, itu akan berdampak pada anak-anak mereka.  Wanita bisa mengajari anak-anaknya dengan pendidikan mulai sejak dini dan itu berdampak pada kecerdasan anak di masa mendatang, misalnya pendidikan bahasa inggris sejak dini.

                Berbicara tentang wanita dan pendidikan, ini akan menjurus kepada masa R.A Kartini. Dimana emansipasi kaum wanita telah di perjuangkan sebagaimana mestinya. Terbukti sekarang ini wanita dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Tidak ada batasan bagi wanita untuk memperoeh pendidikan yang layak. Toleransi pendidikan antara wanita dan laki-laki dapat berjalan secara maksimal.